Menerima tidak selalu "ikhlas"
kalo biasanya kita harus ikhlas dalam memberi, ternyata kita harus ikhlas juga dalam menerima.
gw punya temen, dia upahnya sama dengan teman-teman yang lain. tetapi, dia sering kali dapat tugas luar, sehingga ia dapat insentif lebih. namanya A. setiap kali A dapat tugas luar, dia memberikan seluruh yang insentifnya kepada teman-temannya. karena ia merasa bahwa kesenangannya harus dibagikan, dan ia memutuskan untuk memberikan semuanya kepada teman kerjanya.
tapi sayangnya teman kerjanya, anggap saja B. dia iri dengan A. ia berpendapat bahwa insentif yang diterima A pasti lebih besar, karena logikanya, "orang pasti berbagi sebagian, tidak mungkin seluruhnya." B juga curiga pasti uang insentif A lebih besar dari pada itu. namun setiap bulannya, B tetap saja menerima pemberian dari A entah dalam bentuk barang, makanan, atau uang. B menerima pemberian tersebut, namun ia tidak menerimanya dalam keadaan ikhlas.
memang namanya memberi, tidak perlu dipikirkan lagi selanjutnya, karena kita memberi dengan ikhlas. jika sudah memberi tidak usah dipikirkan lagi selanjutnya apakah yang menerima berkenan atau tidak. semoga saat kita memberi dengan ikhlas, kita juga dipertemukan dengan orang-orang yang menerimanya dalam keadaan ikhlas. Aamiin...
Comments
Post a Comment