Kenapa Jas Dokter Warnanya Putih?

gambar 1: dokter kartun. source: inspiratorbijak.com

Pernah gak sih punya pertanyaan, kenapa jasnya dokter warnanya putih? Pernah? Sama dong.

Tunggu dulu nih, sebelum kalian baca sepenuhnya, artikel ini buat seru-seruan aja, jangan dipake buat referensi skripsi atau tugas akhir ya…

Gw wawancara ke beberapa temen-temen gw dengan pertanyaan:

“Menurut lo, kenapa jas dokter warnanya putih?”

Kata Ani: Soalnya dokternya ketombean. Kalo warnanya putih, ketombenya gak keliatan, saru!
Kata Budi: Kalo pake baju warna hitam, berarti mau ngelayat.
Kata Caca: Soalnya kalo dokter itu kan berurusan sama pasien, banyak penyakitnya. Jadi kalo ketemu pasien harus steril. Kalo jasnya putih, kalo ada kotoran langsung keliatan, jadi bisa langsung di cuci. (agak masuk akal).
Kata Dani: kalo warnanya Merah-Putih, bendera Indonesia.
Kata Emma: Karna warna putih itu bersih. Dokter itu harus bersih. Jujur, adil dan bebas dari korupsi. (itu dokter atau politikus sih?)
Kata Fani: Setiap profesi udah ada warnanya masing-masing, polisi warna coklat, pengacara dan hakim warna item, kalo dokter pake warna coklat juga kaya polisi, nanti pasiennya bingung.
Kata Gue: (nah ini yang paling masuk akal, maklum, gw kan orangnya filosofis.)

Lo pernah tau malaikat pencabut nyawa gak? Konon katanya di film-film, kartun dan game-game malaikat pencabut nyawa pake baju atau jas warna hitam. Tugas dokter itu kan mau nyelamatin pasien, dengan cara menentang malaikat pencabut nyawa. Membantu pasiennya yang harusnya udah meninggal karena suatu penyakit. Tetapi, karena dirawat dan disembuhkan sama dokter, pasiennya masih bisa bertahan hidup atau bisa hidup lebih lama lagi, mungkin umurnya bisa bertambah hingga sehari, seminggu, sebulan, bahkan mungkin tahunan.
Nah, karena jas kerjanya malaikat pencabut nyawa itu warna hitam dan dokter itu tugasnya bertentangan dengan malaikat pencabut nyawa, jadi dokter pake jas kerja yang warnanya bertentangan dengan jasnya malaikat pencabut nyawa, yaitu warna putih.

Gw pernah ngomong ini ke beberapa temen gw yang dokter dan bokap gw yang juga kebetulan seorang dokter. Tau gak reaksi mereka apa?
1.      Blushing (oke, ini efek pertama)
2.      Makin cinta sama pekerjaan mereka sebagai dokter (efek kedua dan efek ini bertahan kira-kira bisa tahunan)
3.      Kerjanya makin rajin, bahkan kadang gak pulang ke rumah.(kalo ini tergantung individunya, ada yang tiga bulan efeknya baru ilang, ada yang seminggu efeknya udah ilang, yang besoknya efeknya udah ilang juga ada.)
4.      Semakin berkomitmen untuk menjadi dokter (efek ini akan menetap)

Buat para dokter-dokter yang lagi baca blog ini, yang semangat ya kerjanya. Inget tugas kalian sebagai penentang malaikat pencabut nyawa dengan memberikan pasien kalian sedikit waktu tambahan untuk tetap hidup. Mungkin diantaranya ada yang ingin memperbaiki hidup, mau terus bertemu dengan keluarga dan kerabat, mungkin mau melihat cucu-cucunya, mengurus keluarganya dan lain sebagainya. Tugas kalian mulia dan kalian berani, malaikat pencabut nyawa di tantangin. Gak heran kalo tarif dokter mahal, bahkan kadang untuk biaya kesehatan gak bisa terbayar, karena umur dan kesehatan memang gak bisa di ukur pake uang. It’s priceless.


Own it, Live it, Love it. Hug, Love and Kisses, Sam.

Comments