Manfaat Luluran


sumber gambar: google search

Setelah minggu lalu ngebahas tentang creambath dan teman-temannya, minggu ini gw mau ngebahas tentang scrub dan teman-temannya. Sebelumnya, yuk kita kenal lebih dekat, sebenernya ada apa aja sih macemnya?


Ummi online (2013) membaginya menjadi 3, yaitu body scrub, lulur dan perawatan spa. Proses body scrub dan lulur sebenernya sama, sama-sama mengeluarkan kulit mati agar kulit terlihat leih cerah karena kulit mati yang menutupi kulit sudah terangkat. Femina (2011) menambahkan manfaat lain dari dilakukannya scrub dan lulur yaitu mengangkat kotoran yang menyumbat pori kulit, sekaligus  membukanya, agar kulit bisa bernapas dan menyerap nutrisi dari produk kecantikan, seperti lotion, pelembap, body butter, atau lainnya. Selain itu, efek jangka panjangnya adalah membuat kulit senantiasa halus.
Cara penggunaan lulur dan scrub adalah dengan menggosokkannya ada kulit. Perbedaannya ada pada bentuknya, body scrub bentuknya butir-butir halus sedangkan lulur berbentuk bubuk pasta yang ditambahkan air kemudian di tempelkan ke kulit selama kurang lebih 15 menit dan digosok untuk mengelupaskan kulit yang mati.
Berbeda dengan spa, spa adalah perawatan yang dilakukan yang terdiri dari pijat dan lulur. Pijatan ini berkhasiat untuk membuat otot-otot menjadi santai, biasanya ditambahkan dengan minyak spesial seperti aroma terapi yang bisa membuat orang rileks. Di tempat spa biasanya disediakan tempat untuk relaksasi dengan memakai aroma terapi dan lulur, atau berendam dengan aroma terapi (Femina, 2011).
Ummi (2013) juga menambahkan, apabila ingin melakukan perawatan spa, lulur atau body scrub sebaiknya maksimal dua minggu sekali (14 hari) agar kulitnya tidak iritasi. Kulit kita menjadi iritasi karena terlalu sering di gosok dan tidak ada kulit mati yang terkelupas namun masih terus digosok. Manusia pada umumnya berganti kulit setiap 21 - 28 hari, sebenarnya dengan mandi dua kali sehari sudah cukup bersih, namun dengan tambahan lulur dan body scrub dua minggu sekali akan menjadi lebih bersih. Lagipula, seiring dengan bertambahnya usia, ditambah gaya hidup yang tak bersahabat bagi kulit sehat, seperti: terus-menerus berada di ruangan ber-AC, mengonsumsi alkohol, merokok, dan sering lembur atau begadang, membuat regenerasi sel kulit tidak optimal. Bila ini terus dibiarkan, kulit akan terlihat kusam karena penumpukan sel kulit mati. Nah, di sinilah kulit membutuhkan ‘bantuan’ lewat scrub (Femina, 2011). Jangan lupa untuk mengoleskan pelembab sebagai pelindung kulit kita usai terkelupas agar tetap lembab dan terlindungi.
Seperti apa ciri scrub yang baik? Femina (2011) menyampaikan bahwa ciri scrub yang baik dan bagus, yaitu (1) menggunakan bahan alami dan tidak menimbulkan reaksi alergi, seperti kemerahan, gatal, dan panas pada kulit, (2) Tidak memberikan sensasi panas, seperti kulit terasa terbakar, dan tidak menyebabkan iritasi, (3) Tidak mengandung bahan kimia aktif yang berbahaya, seperti pewarna dan pengawet. (4) Tidak meninggalkan kesan kering pada kulit, dan tidak memberikan perubahan warna yang mencolok. Perlu diperhatikan, sebelum melakukan scrubbing pastikan tidak ada luka yang terbuka  atau terdapat luka baru, tidak ada luka bakar, dan tidak terdapat penyakit kulit, seperti eksem, rosacea, dan lainnya.
Banyak yang berharap dengan melakukan scrub secara rutin bisa mengencangkan kulit dan membuat awet muda, tetapi Femina (2011) mengatakan hal yang sebaliknya. Pengencangan pada kulit diberikan oleh masker, begitupun dengan nutrisi pada kulit berasal dari sana. Oleh sebab itu, ada baiknya setelah melakukan scrub untuk kulit, perlu memberikan masker juga untuk mengencangkan dan memberikan nutrisi.

Own it, live it, love it.
Hug, love and kisses.
Sam.

Comments