He's a Pathological Liar
Enak banget sih Mas Mantan, Living Rent Free in My Head.
tiap kali gw kepikiran Mas Mantan, lebih tepatnya ada yang trigger, pasti gw jadi mutungan, gak bisa mikir, bawannya pengen tidur, gak semangat ibadah, gak semangat ngapa-ngapain.
gw gak menganggap ini sebagai dosa karena ngatain dia, tapi gw anggap ini sebagai curahan hati gw tentang dia yang menyiksa hati gw. aoakah ini fakta? buat gw iya. tapi selalu ada 2 sisi dalam koin yang artinya selalu ada aja penyebab atau alasan dari semuanya.
gw baru-baru ini iseng ngisi quesioner tentang kesiapan nikah. di situ gw kena trigger gede-gedean di aspek finansial. awalnya pertanyaan kaya, "siap mendukung suami kalo situasi buruk", "siap menafkahi keluarga kalo suami kena PHK", yang kena banget adalah "apakah bersedia menerima suami yang berbeda strata sosial dan ekonomi?" juga pertanyaan-pertanyaan lain yang menurut gw menyudutkan dan seolah kalo gak mau menerima laki-laki yang latar belakangnya di bawah perempuan itu adalah suatu perbuatan yang dosa.
juga harus membantu menopang finansial dan ekonomi keluarga saat suami keadaan normal itu suatu kewajiban. gw sesek dadanya, cemas, langsung kena trigger ke Mas Mantan.
mungkin dia gak salah apa-apa ya, ini salah gw yang belom sembuh secara mental.
dulu, gw berteman dengan macam-macam latar belakang, mulai dair yang lebih tinggi, sama, lebih rendah, lebih tinggi tapi merendah, lebih rendah tapi meninggi, semua udah gw temenin. kalo sebatas temen aja, tingkat kompensasi tinggi dan gak terlalu banyak yang diributin. setelah menjadi pacar, ada hal-hal yang mengganggu meski lagi-lagi gak seberapa. tapi kalo arahnya mau jadi suami, ini mengganggu banget.
stelah gw ases ulang teman dan mantan-mantan gw, rasanya belum ada yang cocok untuk jadi suami. tapi perlu diingat, mungkin mental dan kesiapan temen gw pas SMA akan berbeda dengan yang hari ini sebagai pribadi dewasa. untuk Mas Mantan? udah pribadi dewasa tapi tetap gw anggap belum pantas untuk jadi suami bagi gw. bisa jadi cocok buat orang lain, bisa jadi enggak.
sifat buruk dan baik akan bangun dan tidur tergantung kita dekat dengan siapa. biasa jadi, karena dekat dengan gw, Mas Mantan jadi punya sifat pengen besar, pengen keren, jadi banyak berbohong untuk terlihat lebih baik dari gw. kemaren gw ada di tahap, gw ikhlas gw gpp lo gak bisa punya pendapatan yang lebih baik dari OB, gw gpp lo punya pendapatan 20juta tapi gak ada tabungan karena semua uang lo dipake buat kebutuhan yang gak keliatan, gpp lo pake parfum yang sama dengan OB dan mencela juga mencaci orang lain yang pake parfum harga 100ribu itu hina, mencela semua hidup gw dan bilang yang gw lakukan sia-sia, yang gw lakukan suatu pemborosan, gpp membanggakan kehidupan lo yang gak seberapa tapi dibuat seolah-olah paling hebat dan paling keren, sementara gw yang paling hina, gpp.
tapi jangan bohong dong. jangan berbohong supaya lo keliatan keren. kalo lo udah ketauan bohong yaudah ngaku aja, gak usah sok-sokan nutupin pake bohonongan yang lain. yaudah aja. biar apa sih? punya ego? pengen lebih keren dari cewenya? pengen lebih maju? yaudah pilih salah satu, pilih cari cewe yang di bawah lo kemampuannya, atau lo harus berusaha supaya naik dan lebih tinggi dari cewe lo yang sekarang lebih tinggi dari lo. jangan malah meninggikan diri dengan kebohongan.
selain dari bohong yang enggak-enggak, mana ada lagi bikin kebohongan yang gak bertujuan untuk bikin keren. tapi emang pengen punya rahasia dan sok misterius aja. pas ketauan sok-sok nutupin dan bilang gw berlebihan. kalo pengen putus dibilang gegabah, bisa dibicarain baik-baik. padahal yang gw mau dibicarain dengan jujur, percuma baik kalo nambah dosa doang kerjanya.
Comments
Post a Comment